Minggu, 12 Juni 2011

DIJUAL : NOVEL SECOND KONDISI BAGUS




Good in bed (mencintai wanita berisi)-jennifer weiner (90%. Rp 35.000,-)




Hidup Cannie Shapiro cukup lumayan: dia punya pekerjaan, punya teman-teman, dan seekor anjing yang sangat disayanginya. Dia bahkan bisa berdamai dengan berat badannya. Hanya saja artikel “mencintai wanita berisi” yang ditulis mantan pacarnya dan menceritakan hal hal pribadi tentang berat badannya- membuat hidupnya seperti neraka. Sekaligus membawanya pada pengalaman paling menajukbkan dalam hidupnya. Yang menunjukan pada Cannie bahwa ada yang lebih penting daripada sekedar berat badan. Ada yang lebih besar dari sekedar pekerjaan... dan hidupnya sendiri.




Faking it (jangan pura pura)-Jennifer Crusie (90%. Rp 30.000,-)





Matilda Goodnight memiliki masa lalu yang ingin segera dilupakan. Davy Dempsey ingin berhenti melakukan penipuan. Namun pada suatu malam yang bersejarah, di dalam lemari pakaian milik Clea Lewis, niat baik mereka terpaksa ditunda. Jalan masih panjang untuk mencapai tujuan masing masing. Masih ada lukisan yang harus dicuri, masih ada tindak penipuan yang harus dilakukan untuk mendapat masa depan yang lebih baik, tapi juga ada gairah cinta terpendam diantara merekayang harus segera dilepas sebelum semuanya meledak dalam kekacauan.






Jemima Jones-Jane Green (90%. Rp 40.000,-)





Jemima Jones kelebihan berat badan kira kira 50 kg. Diperlakukan seperti pelayan oleh teman teman se-flat nya yang ramping, dan terintimidasi oleh si cantik Geraldine. Satu satunya penghiburan jemima adalah makanan. Dia tau hidupnya perlu perubahan besar. ketika berkenalan lewat internet dengan Brad, lelaki lajang di california, ida dapat gambaran sempurna mengubah image dirinya jadi langsing, cantik, dan bugar. Namun masalah timbul ketika brad meminta untuk bertemu dan jemima harus berubah seperti apa yang digambarkannya, dan itu bukan hal yang mudah..






The nanny diaries-Emma McLaughlin& Nicola Kraus (90%. Rp 30.000,-)





Nanny, mahasiswa NYU sekaligus nanny extraordinaire, memutuskan menerima untuk mengasuh grayer, anak 4 tahun dari keluarga kaya raya. Seorang anak yang kurang kasih sayang karena ibunya memandang anak tak lebih dari sekedar status. Begitupula ayahnya yang jarang muncul dan selalu sibuk dengan kekasih barunya. Nanny harus berjuang menjaga grayer ditengah kehidupan keluarga anak itu yang amburadul.






Test pack-Ninit Yunita (90%. Rp 27.000,-)



Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, dia pintar, atau dia kaya. Tidak pernah berpikir bagaimana jika dia berubah jahat, mendadak tidak sepintar dulu atau bahkan jatuh miskin. Apa kamu maish dapat mencintai dia?






I love my bos-albertiene Endah (90%. Rp 35.000,-)





Salahkah bila sekretaris mencintai bosnya sendiri? Semua orang menyingkapi hal tersebut dengan pandangan menghina. Tapi apa salahnya jika hal tersebut merupakan cinta dari sepasang manusia? Setahun bekerja di sebuah perusahaan, karina tak bisa mengelak dari pesona bosnya sendiri. Pria yang tak ada cela nya...apalagi sekarang tengah dalam proses perceraian dengan istrinya yang super dumper menyebalkan. Celakanya sang istri tiba tiba memutuskan untuk menjadikannya mata-mata untuk meneropong kehidupan sang bos dan menjadikannya makcomblang untuk mendekatkan mereka berdua lagi. manakah cinta yang akan keluar sebagai pemenang?






Dilema-Mia arsjad (90%. Rp 40.000,-)



3 wanita lajang, 3 dilema. Luna, dengan kebiasaan buruknya mempermainkan laki-laki padahal ada robi yang baik dan setia. Mala, yang punya afair dengan atasannya, dan sabar menanti si bos bercerai dengan sang istri. Nania, dengan reva-nya yang matre dan abusive secara verbal tp ogah putus karena takut jadi jomblo abadi. 3 sahabat yang mencari cinta dengan segala cara. Hingga masing masing kena batunya. Dan juga mendapat pencerahan.






Abadilah Cinta-andrei aksana (90%. Rp 35.000,-)



7 tahun mendekam di penjara, revan meminta sahabatnya untuk menikahi kekasihnya. Dan kini dia meminta kembali semua haknya. 2 orang lelaki yang memperebutkan cinta seorang andini. Tapi bagaimana jika tak satupun yang dipilih karena andini tak sanggup memilih masing masing ayah dari kedua anaknya.






Sihir cinta-miranda (90%. Rp 27.000,-)




After office hour (cinta sejati datang dua kali)-dahlian & gielda lafita (90%. Rp 25.000,-)

 
Dan, suatu hari, kita bertemu lagi. waktu berbeda, situasi yang berbeda pula. Kalaupun ada yang tak berubah, hanya perasaanku padamu. Aku masih tak alasan untuk membalas perasaanmu. Namun, kau terlalu keras kepala untuk mengakui ketidak cocokan kita. Kau berjudi dengan perasaan, seolah tak khawatir sewaktu waktu aku bisa menyakitimu. Kau menjanjikan cinta dan aku malah menertawakanmu. Akirnya kau berhenti. Aku mencoba menghibur diri, berpikir kalau tanpamu aku akan baik baik saja. Tapi knapa dadaku sesak saat melihat punggungmu yang menjauh pelan pelan? Apa itu artinya aku harus balik mengejarmu?






Chrysan-Hapie Joseph Aloysia (90%. Rp 15.000,-)




Menjadi pelacur itu berat. Apalagi menjadi pelacur dengan label lesbian yang melekat. Jadi semakin terasa berat.





Cinta paket hemat-retni sb (90%. Rp 27.000,-)


Wajah oke, karir oke, dukungan keluarga selalu ada, dan bukan jomblo. Tapi sejak dia mendapat warisan seorang anak dari kakaknya, lio, yang berumur 5 tahun dan memerlukan perhatian khusus, hidupnya berubah. Putus dari pacar, pekerjaan berantakan, bahkan dijauhi teman teman. Dia stress- dan dokter menyarankan agar dia segera mempunyai pacar. Mana ada pria muda yang mau menerimanya sepaket dengan lio? Pak sapta yang dewasa dan mapan saja tak ingin keasikannya ditengahi oleh lio. Kebalikan dari aries yang selalu jago membuatnya kesal, tapi mampu membuat lio menjadi tenang..






If-evy ervianti (90%. Rp 27.000,-)



Buat kika, kempi adalaj olahraga bela diri yang sudah menyatu dalam dirinya. Berkat kempo, kika mengenal bentuk cinta yang lain. cinta kak terduga yang seharusnya tak dimilikinya. Namun cinta itu merubah hatinya menjadi budak sebuah obsesi...






Dicintai jo-alberthine endah(90%. Rp 30.000,-)


Dia sungguh tampan dan mempesona.. sosoknya tak bisa lepas dari pikiranku. Tangannya yang kokoh menggapai tangan saya dengan sentuhan aneh. Yang paling membuat saya simpatik adalah pandangan tajamnya. Dia ak juga menjauh sehingga saya menangkap gambaran tubuhnya seutuhnya. Termasuk 2 tonjolan di dadanya. mulanya saya terhenyak. Lalu berusaha memaklumi. Memahami. Semakin mengerti. Kemudian hanyut di dalamnya. Dia seperti udara yang menelusup begitu dalam hidupku. dia perempuan. Aku perempuan.






Belangicious-primadona angela (80%. Rp 25.000,-)




 Lupus abg (water for life)- hilman & boim lebon (90%. Rp 10.000,-)










 Artemis Fowl (insiden arktik)-Eoin Colfer (90%. Rp 20.000,-)






Artemis fowl, si otak kriminal paling pintar berumur 13 tahun, ia mendapat surat permintaan tebusan untuk ayahnya yang diculik. Padahal ayahnya sudah dinyatakan hilang dan meninggal di arktik.






Mentari-dea marta (90%. Rp 10.000,-)




Mentari kenal pria itu. pria yang menolongnya 7 tahun lalu dari kekejaman seorang teman kuliahnya. Ia ingat pria itu kah bicara dengan kaum wanita karena dia.. gay. Tapi kebaikan hatinya akan dia ingat sampai kapanpun. Tak pernah disangkanya pria itu akan menjadi atasannya yang menyebalkan dan menyita seluruh waktunya. Suatu hari pria itu meminta balas budinya. Sesuatu yang bs dia berikan pada seseorang yang telah dia berikan hatinya dan cintanya..






Senyum bidadari-dea marta (90%. Rp 10.000,-)




Sejak dikhianati kekasihnya yang menikah dengan kakak kandungnya, tiara tidak mau pulang. 3 tahun berlalu ketika sepupunya yang paling dekat memintanya untuk pulang dan menghadiri pernikahannya. Dia terpaksa pulang dengan kekasihnya, viktor. Tapi sayang, pacarnya tengah terlibat dalam sebuah kasus penting yang menunjang karirnya. Karenanya viktor menyewa asitya, pria gembel yang ditemuinya di jalan.. untuk menggantikannya bertemu dengan keluarga tiara. Tiara sangat keberatan, karena dia harus bersikap mesra dengan orang yang tak dikenalnya, apalagi aditya benar benar sangat menyebalkan. Tapi dia harus berkompromi dan membiarkan pria itu membantunya.






Me&my prince charming-okke rizka s (90%. Rp 25.000,-)




Cerry punya pacar superkeren, super beken, the most wanted male on smu 1. Tapi dia gak merasa si doi punya rasa dengannya. Bagaiman tidak, dia adem anyem, super tidak romantis. Dia lebih memilih main PS ketimbang ngobrol dengan cerry. Sewaktu menontonpun, cerry kesal luar biasa karena doi malah tidur pulas....dan masih banyak lagi hal menyebalkan lainnya. Apalagi ketika mantan pacar di doi yang luar biasa cantik itu datang kembali..





Just don’t make a scene, mum (jangan malu maluin dong, mum)-rosie rushton (90%. Rp 20.000,-)




Ortu laura bercerai, ayahnya kumpul kebo dengan betsy si bengis dan ibunya pacaran dengan si tengil melvyn. Ngertikan gmna malunya laura?. Ibu jemma sengan sekali mendandaninya seolah dia berumur 11 tahu. Padahal dirinya sudah 14 tahun. Ayah sumitha ngotot mempertahankan tradisi india mereka. Itu artinya dia tak boleh potong rambut, pakai make up, dan pergi ke disko serta punya cowok. Ibu chelsea malah tebar pesona di depan pacar chelsea. Ayah jon selalu memaksanya belajar, padahal dia berjiwa seni. Dengan ortu seperti itu, gmn caranya menjadi anak gaul?


















Seperti cerita beauty n the beast, echa yang gendut dan lugu jatuh cinta dengan si tampan rio yang super keren dan populer. Bukan salah echa dia punya perasaan itu, yg salah adalah kenapa mesti rio? Knapa ga yang “sederajat”? lagipula rio sudah punya sofie yang juga keren abis. Echa percaya, rio ga bener bener cinta sama sofie. Rio cm mengejar popularitas. Krn itu demi mendapatkan cinta rio, dia rela menjadi bahan taruhan rio dan sofie. Echa rela dipermak habis demi menjadi bintang dan bersinar. Apa echa akan berhasil? Ato malah cinta memberikannya pengertian lain



Dua rembulan-luna torashyngu (90%. Rp 30.000,-)



Ketemu sahabat lama? Siapa yang gak seneng? Itu yang terjadi pada val ketika kirana pindah ke sekolahnya. Tapi lalu val sadar, kirana sekarang bukan kirana yang dulu. Sang rembulan kini telah menjadi sang matahari. Itu sedikit mengecewakan val yang diam diam suka pada kirana. Sementara itu, val dapat perhatian dari teman sekelasnya, dhini. Anehnya, kirana sangat benci pada dhini. Kayaknya ada rahasia besar di masa lalu mereka berdua. Rahasia yang ga diketaui orang lain, termasuk val. Val jadi bingun. Dia harus memilih salah satu dari mereka, tapi siapa? Kirana yang disukainya sejak kecil? Atau dhini yang mulai masuk dalam hidupnya.



Does my bum look big in this? (besar itu indah)-arabella weir (90%. Rp 30.000,-)



Jackie merasa dirinya tidak menarik krn tubuhnya gemuk dan bokongnya besar. akibatnya dia jd tidak percaya diri dan memandang segala sesuatu dengan negatif. Apalagi dunia memuja mereka yang langsing. Saking terobsesinya, jackie lupa dia punya kelebihan. Apa benar semua pria tertarik pada wanita langsing? Simak kisah perjuangan jackie agar dicintai semua orang, tak peduli seberapa besarpun ukurannya.



After the honeymoon (drama baru dimulai seusai pesta)-ollie(90%. Rp 27.000,-)



Barta dan ata saling mencinta kemudian menikah. Berati sekarang mereka seharusnya bahagia selamanya seperti yang ada di dongeng dongeng. Tapi pernikahan lantas tidak menjamin bahagia seperti itu. hidup sebagai suami istri ternyata tidak seindah kehidupan barbie dan ken. Harus ada yang mengalah. Harus ada yang mengerti. Namun bagaimana jika kemudian ata sadar, jika barra bukanlah suami semepurna seperti sangkaannya selama ini?



Jodoh terakhir – Netty Virgiantini (90%. Rp 27.000,-)



Neyna terkejut saat bapak mengultimatumnya untuk menikah minggu depan atau dia harus keluar dari rumah. Umurnya memang sudah kepala 4 dan masih berstatus lajang, dan akhir akhir ini dunia seperti berkonspirasi melawannya karena statusnya. Mulai dianggap aib keluarga, dikejar mantan pajar yang berstatus menikah, sampai dituduh mengganggu rumah tangga orang. Neyna percaya jodoh di tangan tuhan, tapi kemudian dia sadar jika orangtuanya bermaksud baik. Mungkin sudah saatnya dia mematuhi keinginan orangtuanya. Tapi siapa pria misterius yang berniat menikahinya? Kenapa bapak dan ibu sangat percaya padanya dan tidak memberitahu neyna siapa pria itu? neyna benar benar penasaran.



Marrying aids – lia indra andriana (90%. Rp 30.000,-)














Seorang pria korea yang masuk melalui pintu ugd tempat eri bertugas dengan berlumuran darah. Tetapi sewaktu akan ditolong, pria itu menolak keras untuk disentuh perempuan dan meminta dokter laki laki. Padahal tidak ada dokterlain yang bisa menanganinya karena semua lagi sibuk. Eri pun memaksa untuk menanganinya dengan menyetujui segala resiko yang akan ditanggungnya. Tapi bagaimana jika resiko itu berarti dia harus menikahi pria korea itu. kalau segalaya normal, siapapun tak akan bisa menolak Ji-Hwan. Dan eri mulai terseret masuk dalam kehidupan pria itu. padahal eri membencinya setengah mati.



Hongkong heroes-anthony ventura (90%. Rp 20.000,-)




Sing adalah pemuda biasa. Tapi dia jadi istimewa setelah mengalami petualangan luar biasa. Takdir mempertemukannya dengan JQ, Andy, Jede Li dan Dewa Judi. Mereka berjuang membebaskan hongkong yang hendak dijajah oleh gembong mafia al panciko.





Topsy-turuy lady – tria barmawi (90%. Rp 30.000,-)




Gladys anak orang kaya yang jatuh cinta pada sabdi, pria yang tak jelas asal usulnya. Cinta itu membutakan dirinya, membuatnya memilih untuk meninggalkan keluarga demi hidup bersama pria itu. tapi bukannya membaik, hidupnya malah porak poranda. Ia dicoret dari daftar keluarga, dan si pria malah meninggalkannya setelah menguras isi tabungannya dan meninggalkan banyak hutang di credit card nya. Gladys terpaksa menurunkan standar hidupnya dan mulai mencari pekerjaan, dengan statusnya sebagai mahasiswa, dia hanya bisa mnejadi seorang babysitter. Sebagai anak bungsu yang dimanja, awalnya dia bingung bagaimana menangani anak kecil, tapi akhirnya dia mulai menikmati hidupnya. Naima mulai merasakan kembali benih cinta kepada ayah anak asuhnya dan yakin cintanya pada duren tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.





Fear street (bad moonlight)- R.L. Stine(75%. Rp 10.000,-)


Sabtu, 18 September 2010

pengetahuan struktur bak penampung

GAMBAR 1
BAK PENAMPUNG








A. SISTEM PONDASI
Sebelum pembangunan dilakukan pematangan lahan.
Ditancapkan pondasi yang berupa kayu ulin.
Lalu disusun batu gunung yang kemudian dilapisi semen guna mengikat pondasi yang berupa batu guning tersebut.

B. SISTEM LANTAI
Pada sistem lantai, pondasi yang berupa batu gunung tersebut, di buat selebar lantai bak.
Di atasnya diletakan kawat penyangga yang berfungsi sebagai pengikat batu gunung kemudian di cor
Kemudian diletakan lagi anyaman kawat baja dengan diameter yang lebih besar dan di cor kembali.
Sehingga lantai dari bak ini tebal agar dapat menahan beban tekan ke bawah dan kesamping yang diakibatkan dari za cair yang ditampung di bak terebut.

C. SISTEM DINDING
Dinding terdiri dari susunan batu gunung dengan slop kayu ulin.
Terdapat slop kayu ulin setiap beberapa sentimeter.
Dinding berbentuk segitiga siku siku.
Bagian bawah memiliki lebar lebih besar dari bagian atas.
Berfungsi untuk memperkuat dinding bak dari tekanan dan rembesan agar tidak terjadi retakan.




D. ALTERNATIF STRUKTUR
Pada kayu ulin pondasi diganti dengan tiang pancang. Ini menyebabkan sistem lantai bak ikut berubah. Kerangka dari lantai mengikuti sistem tiang pancang. Di setiap tiang pancang diikat oleh cor-coran yang memiliki tulangan dari besi sehingga setiap tiang pancang terhubung oleh beton betulang tersebut. Kolom-kolom yang terbentuk dari beton bertulang terebut, di cor sebagai lantainya. Sedangkan pada sistem dinding ikut berubah. Di karenakan pemakaian sistem tiang pancang, dinding tidak perlu lagi berbentuk segitiga. Dia cukup berbentuk balok lurus saja.







Sumber poto: pertamina balikpapan

Jumat, 10 September 2010

FF//NC 17// Romance// Evergreen





Chunie memandang bayi yang tengah tertidur di dalam buaian seorang ibu muda. Ibu itu duduk tak jauh darinya di bangku taman kota itu. Tempat dia menunggu kekasih hatinya. Bayi tersebut masih bewarna merah dan dibendong. Aroma bayi tak hayal menguap di sekitarnya. Aroma yang menyenangkan serta menggambarkan kasih sayang dan kelembutan.
“aku juga ingin memiliki bayi.. kapan ya hal tersebut terwujud?” batinnya. Tampa sadar gadis itu juga mengelus perutnya.
“chunie~ah” teriak seseorang yang chunie hapal sekali suaranya. Itu suara orang yang ditunggunya, suara kekasihnya. Suara yuchun. Pria itu berteriak sambil melambaikan tangannya. Chunie segera bangkit dan mendatangi pria tersebut. Dia mengernyit ketika sudah dekat. Pakaian pria itu membuatnya tak habis pikir.
“oppa, apa yang kau kenakan itu...? aneh sekali” yuchun memakai kacamata kebesaran dan berlensa tebal serta syal bewarna norak yang kepanjangan di lehernya
“ini? Biasa jagiya.. menyamar menyamar.. aku tak mu acara kencan kita diganggu oleh fans lagi.. kaja..” ajaknya sambil merangkul gadis itu yang hanya bisa geleng geleng kepala. Memang hubungan mereka tidak boleh samai ketahuan publik karena yuchun adalah seorang idol. Mereka berjalan menuju sebuah mobil yang di parkir tak jauh dari situ.
“oppa, mau kemana kita?”
“hmmnn.. bagaimana kalau kita makan malam dulu terus kita ke apartemenku?”
chunie berhenti dan kembali mengerutkan kedua alisnya, “apartemenmu?” tanyanya. Yuchun tersenyum mesum “jagiya...ayo.. mau kan?”
“oppa.. kenapa setiap kali bertemu kau sealu memintannya?” chunie berujar kesal.
“ya.. jagiya, aku kan sudah menahannya selama seminggu. Masa kau tega kepadaku?”rajuk yuchun. “ng.. jagiya.. ya?” chunie menggembungkan pipinya tapi toh dia tak berkata apa apa tanda dia tak menolak. Yuchun tersenyum gembira karenanya dan melangkahkan kakiknya dengan gembira


 Chunie terbangun keesokan harinya karena suara langkah kaki yang terburu buru di dekatnya. Dilihatnya yuchun yang baru saja mencoba memakai celananya dengan terburu buru .
“ah, apa aku membangunkanmu jagiya?” ujar yuchun ketika ditangkapnya bayangan chunie duduk dari tidurnya. Yuchun beranjak dari tempatnya dengan bertelanjang dada dan memakai celana panjangnya yang belum di kancingkan menuju tempat tidur  dan duduk di sebelah gadis itu untuk mencium bibirnya sekilas. Semalam mereka mnginap di apartemen chunie pada akhirnya karena wartawan kebetulan berkumpul di dekat apartemen yuchun sehingga agar tidak dikejar, mereka memutuskan untuk pergi ke apartemen chunie saja yang tempatnya tak jauh dari apartemen yuchun tersebut.
“apa kau mau pergi sekarang oppa?” tanyanya.
“he-eh. Mian jagiya.. ada panggilan kerja mendadak. aKu harus segera berangkat.” Yuchun mengelus rambut gadis itu dengan lembut dan memandang sayang kepadanya. Dilihatnya bekas bekas ciuman akibat ulahnya kemarin malam memenuhi bahu serta leher gadis itu. “hah.. sebenarnya aku tak rela pergi. Aku masih kangen padamu” lanjutnya
“aku juga oppa.. kau terlalu sibuk.”chunie memandang sayu pria itu dan mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi pria itu. Uchun menikmati setiap belaian chunie di pipinya seraya memejamkan matanya. “dan juga terlalu kurus. Apa kau makan dengan benar oppa?” lanjutnya kembali. Yuchun mengangguk pelan.
“tak pa jagiya.. aku baik baik saja.” ujar yuchun meyakinkan gadis itu. diliriknya jam yang ada di samping tempat tidur. pukul 5. ” Sudah waktunya aku pergi..” lanjutnya dan bangkit seraya menyambar kaosnya yang ada di lantai dekat mereka dan memakainya.
“maaf chunie~ah sayang.. aku tak bisa menemanimu lebih lama. Aku memang bukan pacar yang baik” ucap yuchun sendu
“aniyo oppa... aku hanya ingin bersamamu.” Ucap chunie tulus dari hatinya membuat yuchun tersentuh dan mengecup puncak kepala gadis itu.
“aku pergi dulu ya.. kau tak usah mengantar. Ara?”
“hmmm... araseo.”
“aku kan menelphonmu ok? Bye” ucap yuchun terburu buru kemudian mengecup gadis itu dan meninggalkannya.
Chunie bangkit dari tidurnya dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut. Dipungutnya satu persatu pakaiannya yang bertebaran di lantai. Dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan menggunakan air hangat. Sungguh membuat nyaman dirinya.
Seusai mandi, gadis itu membereskan apartemennya yang berantakan. Lebih tepatnya kamarnya yang berantakan krena semalam. Mengingatnya membuat pipi gadis itu merona, padahal kulitnya yang coklat seharusnya tidak membuat rona mukanya terliahat. Dia menghela nafas panjang. Menang nasip jadi pacar seorang idola, dan dia sudah tau konsekuensinya. Bahwa dia jarang bertemu dan bahwa pacarnya bukanlah milikny seorang seutuhnya, tapi juga milik bersama dngan para fansnya. Bahkan terkadang, para fans lang yang tau keadaan yuchun lebih baik dan lebih dulu darinya.
Beberapa bulan terakhir, memang jadwal kerja yuchun dan grupnya padat sekali karena mereka akan mengadakan tour keliling asia untuk yang pertamakali dan dibarengi dengan proses pembuatan album mereka yang baru. Jadilah mereka sorotan media dan jadwal kerja mereka jadi tidak kira kira.
Memang sih, tadinya chunie merupakan salah satu fans yuchun (red. Liat cara bertemu mereka di 1st ff) tapi pada akhirnya dia menjadi kekasih yuchun, sang idol. Dan dia sangat sangat mencintai kekasihnya itu. Tapi kesempatan bertemu mereka jadi sedikit dan setiap kali bertemu, yuchun selalu meminta hal tersebut darinya dan dia tak bisa menolaknya karena toh dia jg menginginkannya. Merasakan cinta yuchun pada saat berhubungan, selalu membuatnya tenang. Merasakan dan meyakini bahwa dia dicintai oleh orang yang dicintainya.
 Di tengah tengah lamunannya suara ponselnya berdering. Buru buru diraihnya hp tersebut dan dilihatnya siapa yang menelponnya. Itu dari omma nya. Perlu diketahui, chunie adalah belasteran indonesia dan korea selatan. Kedua orang tuannya tinggal di indonesia sedang chunie di korea untuk kuliah.
“halo.. mama?”
“chunie.. baik baik saja? Bagaimana keadaanmu?”
“baik ma, mama dan papa sendiri bagaimana?”
“kami baik sayang. Kapan kau pulang? Bukannya kuliahmu sudah selesai? Cepatlah pulang, papamu menanyakanmu terus sambil menangis. Keluaga di sini juga.” Ujar mamanya dari sisi lain telepon. Sayup sayup terdengar suara orang yang membantah, “bohong chunie. Papa tidak menangis kok”
Chunie tertawa mendengarnya. “ara ara ... aku akan pulang jika urusan di sini sudah selesai ma.. sekarang masih belum bisa.”
“jangan lama lama sayang.. mama sudah kangen padamu”
“chunie juga ma..”
“ya sudah. Kabari lagi ya.. pokoknya secepatnya. Atau mama yang akan ke sana sendiri untuk menyeretmu pulang”
“belikan saja tiket yang sudah terjadwal, jadinya dia harus pulang saat itu” sayup sayup suara appa nya terdengar lagi
“araseo ma.. pa..”
“ya sudah. Jaga kesehatanmu ya..”
“iya ma.”
Chunie menutup telponnya kembali. Dia memandang keliling apartemennya. Tak satupun barang telah dipak nya. Dia masih belum berencana untuk pulang, tapi appa dan omma nya terus menerus mendesaknya untuk pulang. alasan bahwa urusannya belum selesai sudah tak lagi mempan. Dia tau cepat atau lambat dia harus kembali ke indonesia. Hanya saja dia masih belum bisa untuk meninggalkan kekasinya itu. dia masih bingung mencari waktu yang tepat berbicara padanya. Chunie menghela nafas, memang mungkin suda saatnya untuknya pulang kembali ke indonesia. dia yakin ucapan mama dan papa nya bukanlah sekedar ancaman belaka walaupun dalam pengucapannya seperti bercanda.
Chunie bangkit dan kembali membereskan apartemennya dengan tidak bersemangat.

Seminggu kemudian
“yabuseyo..jagiya?” seru yuchun bersemangat. Dia baru saja selesai menelesaikan gilirannya dalam pemotretan. Dari pagi hingga siang ini dia selalu sibuk. Hari ini dia belum sempat mengabari kekasinya itu jadi begitu ada kesempatan pertama, di sambarnya poselnya dan langsung di telpon kekasihnya itu.
“yabuseyo oppa” jawab chunie
“jagiya.. coba tebak. Aku mendapat cuti 3 hari. jadwalku kosong karena aku menyelesaikan semua pekerjaanku hari nin. Jadi besok kita bisa bertemu... ah, ani. Kau tunggu saja aku si partemenku. Ya? Aku akan pulang jam 8. Aku sudah tak sabar bertemu denganmu. Aku rindu padamu”  yuchun berkata dengan sangat bersemangat seolah olah hanya dengan mendengar suaranya, chunie bisa membayangkan kalau yuchun sedang melonjak lonjak kegirangan.
“benarkah oppa? Aku senang sekali mendengarnya” chunie ikut melonjak gembira karenanya
“chunie~ah, menginaplah di aprtemenku selama aku cuti. Ya? Kumohon...” yuchun berujar dengan nada memelas.
“hmmm gimana ya?” jawab chunie sambil pura pura berpikir. Padahal jawabannya sudah jelas di pikirannya
“chunie~ah.. yaaaa????” rengek pria itu
“hmmnnn..”
“chunie~ah.. chuni~ah.. ya???”
“baiklah oppa tapi...”
“yes.. love you honey..” pekik yuchun kegirangan
“ya.. oppa, aku belum selesai berbicara... tapi.. “
“tapi apa”
“tapi.. malam ini kau harus menghabiskan semua masakan yang aku masakan untukmu. Aku akan membuatmu kembali gemuk.” Ujar chunie sambil mengulum senyum
Yuchun tertawa mendengarnya, “ya.. memangnya aku sekurus itu ya? “
“kau kurus sekali oppa. Aku tak rela melihatmu seperti itu.”
“baiklah baiklah... aku akan memakan semua masakanmu”
Tiba tiba seseorang merebut ponsel tersebut dari tangan yuchun
“yabuseyo chunie..ini aku, junsu”
“ah.. anyong junsu oppa” sapa chunie sementara yuchun bersungut sungut karena ponselnya di rebut (“ya, junsu, kau mengganggu saja” ujar yuchun mencoba merebutnya kembali, tapi tak bisa)
“hahaha.. kapan kita bertemu lagi? Sudah lama aku tak melihatmu” tanya junsu.
“ya... kenapa kau janjian dengan wanita ku?” protes yuchun yang kembali tak digubris oleh junsu sementara chunie tertawa mendengar sayup sayup suara tersebut. Kembali lagi ponsel tersebut berpindah tangan, kali ini ke tangan changmin
“noona, aku dengar kau mau memasakan yuchun hyung masakan yang enak. Kapan giliranku lagi?” protesnya ketika ponsel tersebut menyentuh kupingnya
“hahaha changmin-sshi... araseo.. kapan kapan aku akan membuatkan bekal untuk kalian berlima. Yang banyakkk sekali. Biar kalian mati kekenyangan.. hahahaa” gelak gadis itu. changmin memang sangat menggemari masakannya apalagi masakan indonesia kampung halaman chunie.
“benar noona? Pakai yang pedas pedas itu juga ya..” sahutnya penuh harap dengan mata yang berbinar
“yang pedas? Apa maksudmu sambal? Hahaa.. baiklah baiklah”
“noona, ini jaejung hyung mau bicara” setelah berbicara begitu, ponsel tersebut sampai ke tangan jaejung
“chunie~ah.. berikan kepadaku resep sepagetimu yang enak itu. aku ingin membuatnya..” tembak jaejung langsung
“hahaha.. kau begitu penasaran oppa. Kalau aku memberitahu mu, itu tidak lagi jadi resep rahasia dong..”
“huh.. kau pelit” jaejung cemberut dan mengalihkan telponnya ke arah yunho
“yabuseyo chunie~ya” sapa yunho
“yunho oppa.. apa kabar? Aku selalu kangen padamu”
“hahaha.. ada ada saja. Jangan sampai yuchun mendengarnya. Bisa jadi masalah itu..” sahut yunho (“aku mendengar apa? Hei yunho hyung...” sahut yuchun)
“gomawoyo yunho oppa, sudah menjaga yuchun oppa”
“aniyo.. itu kan kewajibanku. Ya sudah.. sebaiknya aku kembalikan ponsel ini, makin lama pipi yuchun makin menggembung” canda yunho sambil melirik ke arah yuchun dan mengoperkan ponsel itu padanya
“huh, mengganggu saja mereka itu..” sungut yuchun
“tak apa oppa.. jadi , kutunggu di apartemenmu ya.. “
“ia, kau masih memegang kunci cadanganku kan jagiya?”
“ia”
“sudah dulu jagiya.. aku dipanggil. Sarangeyo chunie~ah”
“sarange oppa”
Yuchun menutup ponselnya. Dia bangkit dengan bersemangat untuk secepat mungkin menyelesaikan pekerjaanya.
Sementara itu di tempat chunie berada. Gadis itu memandang berkeliling ruangan apartemennya itu. semuanya telah rapi. Kardus kadus tersusun siap untuk dipaketkan. Dia menghela nafas. Digapainya sebuah amplop yang ada di atas meja di dekatnya. Amplop itu berisi tiket penerbangannya kembali ke indonesia. tiket itu dijadwalkan untuk digunakan esok malam. Dia menghela nafas dengan berat.. itu artinya dia harus menunda keberangkatannya untuk 4 hari ke depan. Diraihnya kembali ponselnya dan menelpon orang yang telah mengirimkannya tiket itu, eomma nya
“halo mama?”
“chunie? Bagaimana? Apa kau sudah siap? Sudah rapi?”
“ia ama, sudah. Tapi sepertinya aku harus menunda kepulanganku selama 4 hari. Ga apa kan ma?”
“kenapa?”
“aniyo.. aku belum mengucapkan selamat tinggal dengan teman temanku ma.. “
“baiklah. Jangan lebih dari itu ok? Papa mu bisa ngambek tuh..”
“hahaha.. ia ma. Makasih. Salamku buat papa ya”
Setelah menutup telponnya, chunie bergegas menyambar tasnya dan memasukan beberapa pakaiannya ke dalam situ. Dia akan pergi ke apartemen yuchun sekarang tapi sebelumnya dia akan mampir ke agen penjulan tiket nya untuk mengubah tanggal dan mampir ke supermarket membeli bahan makanan karena dia yakin pasti kulkas pria itu kosong melompong dan hanya dipenuhi oleh bir dan air mineral.


“jagiya... aku pulang” teriak yuchun begitu menjejakan kakinya di dalam apartemen. Chunie terpongoh pongoh mendatangi yuchun dengan menggunakan celemek di balik gaunnya.
“kau sudah pulang? Tapi ini bru jam 7. Makanannya belum si..” yuchun menggapai leberchunie dan menekankan bibinya ke bibir gadis itu. membuat gadis itu menghentikan kalimatnya. Kedua tangan yuchun merangkul pinggang gadis itu dan mengangkatnya seraya berjalan menuju dapur tanpa melepas ciuman mereka.
“aku kangen chunie.. aku selalu rindu padamu.” Bisik yuchun setelah melepas ciumannya.
“oppa..” ucap chunie terengah engah.. ciuman yuchun barusan membuatnya lemas..
“sarangeyo chunie..” yuchun berbisik dengan tangan yang mulai menggapai ujung gaunnya, berniat untuk melepasnya
“jangan sekarang oppa...kau janji untuk makan dulu kan? Lagian kita punya waktu sepanjang malam kan?” cegah chunie yang membuat tangan uchun membeku di udara.
“sepanjang malam?”yuchun berkata ragu ragu
“sepanjang malam..” jawab chunie meyakinkan
“kau janji?” tanya pria itu lagi dan chunie menganggukan kepalanya dengan mantap. Barulah saat itu dia melepaskan tangannya dari chunie.
“tumben kau menawarkannya padaku chunie~ah? Biasanya kau hanya diam saja..” tanya nya heran
”loh kenapa? Kan aku mencintaimu juga.. aku hanya ingin bersama mu.” Jawab gadis itu lugas seraya berjalan ke arah kompor dan mematikannya. Padahal gadis itu hanya ingin menyembunyikan wajah sendunya.
“oppa, makanannya sebentar lagi siap. Kau pergilah mandi dulu ya? Badanmu bau..” ujar chunie setengah bercanda sambil menutup hidungnya
“masa sebau itu?” yuchun bertanya sambil mencoba mencium badannya, dia mengernyitkan dahinya” iya. Bau.. hahaha.. tapi kau masih cinta kan padaku chunie~ah?” tanya pria itu dan mengecup bibir gadis itu sekali kemudian ngibrit menuju kamar mandi sambil tertawa disertai protes chunie. Tepat di depan pintu yuchun melepas kancing kemeja yang dikenakannya dan kembali menghadap chunie dan berkata
“jagiya.. aku seksi kan?” ujarnya sambil meliukkan pinggulnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi membuat chunie tertawa terbahak bahak karena ulahnya. Gadis itu menghentikan tawanya dan memandang sendu pintu kamarmandi tempat kekasihnya menghilang tersebut.
“Benarkah keputusannya ini?” batin gadis itu. air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Segera dihapusnya air mata itu sebelum jatuh. Setelah menghela nafas panjang dan kembali menekuni kegiatan masaknya yang sebentar lagi selesai itu. dia harus menyelesaikannya sebelum oppanya itu selesai mandi.


Yuchun keluar dari kamarmandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya. Dilihatnya chunie tengah asik menata meja makannya yang kecil itu dengan banyak hidangan yang disediakannya itu. yuchun mengerutkan dahinya. Mana muat perutnya memakan semua itu. memangnya dia changmin yang makan sebanyak apapun tetap muat. Batin pria itu. dipandangnya gadis yang tak menyadari kalau dia telah keluar dari kamar mandi
“memang wanita yang tengah memasak itu seksi sekali” batinnya kembali. Dihampiri gadis itu dan dipeluknya dari belakang sehingga membuat chunie terpekik kaget setengah mati.
“oppa.. kau mengagetkanku”
“chunie~ah, banyak sekali masakanmu. Aku tak yakin bisa menghabiskanya.” Ujar pria itu sambil memutar pinggang chunie agar menghadap kearahnya
“pokoknya harus habis oppa.. 3 hari ini aku akan memasakanmu semua masakan yang aku bisa. Supaya kau gemuk.” Chunie kemudian menyentuh dada pria itu perlahan “lihat, tulang rusukmu terlihat semua.. mirip tengkorak” lanjutnya. Yuchun menangkap tangan chunie yang tengah membelai dadanya dan menahannya.
“kau membangkitkan seleraku jika terus menyentuhku seperti itu.” ujar pria itu. yuchun lalu menunduk dan bersembunyi di leher gadis itu sembari memejamkan mata. Dia menikmati aroma tubuh chunie yang terasa manis di hidungnya. Dan menggoda..
“oppa.. hentikan.” Elak chunie tapi yuchun menolak untuk melepaskan pelukannya.
“sebentar saja chunie, biarkan aku seperti ini sebentar saja” kata pria itu. yuchun  terus membenamkan wajahnya di bahu dan leher gadis itu. menghirup aromanya tanpa mengicipinya sama sekali. Tanpa mengecup gadis itu sama sekali. Chunie diam saja menuruti keinginan yuchun. Dilingkarkan kedua tangannya di bahu pria itu dan dipeluknya dengan erat. Mencoba menyampaikan besar cintanya untuk pria itu dan berharap pria itu menyadarinya kalau dia sangat sangat mencintainya.
“sarangeyo oppa” bisiknya
“na do sarangeyo jagiya”
Setelah beberapa waktu yuchun melepaskan pelukannya dengan canggung dan berkata, “sebaiknya aku mengganti pakaianku” chunie hanya mengangguk dan membiarkan pria itu berjalan menuju kamar.


Tiga hari itu terasa bagai beberapa jam. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan gembira dan tanpa beban. Chunie mencoba nengabulkan setiap keinginan pria itu. apapun yang dimintanya termasuk ciuman kapan pun dan dimanapun mereka berada, tak peduli di jalan umum ataupun di tempat sepi. Mereka berjalan jalan ke taman bermain dan mengunjungi beberapa tempat dengan gembira. Hingga pada malam terakhir saat chunie kembali memasakan pria itu makanan. Makan malam itu bukanlah makan malam yang romantis seperti yang selama ini mereka lakukan. Tidak ada lilin yang menghiasi meja makan tersebut. Tidak ada musik romantis yang mengalun lembut. Yang ada hanya suara tv yang berbunyi pelan sekali. Tidak ada rayuan rayuan tidak bermutu. Mereka hanya mengobrol sembari makan malam. Yuchun yang dengan bersemangat menceritakan tentang pekerjaannya, tentang keempat sahabatnya. Melihat kekasihnya tertawa dengan gembira ketika menceritakan hal yang lucu serta sinar matanya yang penuh cinta ketika memandang chunie. Bagi chunie makan malam itu merupakan makan malam teromantis yang pernah mereka lakukan.
Setelah makan malam, mereka melanjutkan acara ngobrolmereka di beranda apartemen yuchun yang berada di lantai 5 tersebut. Menikmati pemandangan malam kota soul yang semrawut ditemani 2 kaleng bir.
“oppa.. mana dompetmu?” tanya chunie tiba tiba.
“wae?” Tanya nya sambil menyerahkan dompetnya yang kebetulan diletakan tak jauh darinya. Chunie tersenyum dan berjalan kembali ke kamar, tak berapa lama dia datang dan menyerahkan dompet yuchun kembali kepadanya.
“aku memasang poto kita minggu lalu oppa di dompetmu. Kau bilang kau suka poto yang itu kan?” yuchun membuka dompetnya dan dilihatnya foto chunie yang tengah dipeluknya dari belakang tersenyum dengan gembira kearah kamera yang mngabadikan moment tersebut. Cantik sekali. Yuchun tersenyum menandangnya. Digapainya kedua tangan chunie dan digenggamnya. Ditariknya kedua tangan itu ke bbibirnya dan dikecupnya berlahan.
“aku mencintaimu chunie, sangat sangat mencintaimu. Aku tak sanggup bertahan tanpa mu.”bisik pria itu. diraihnya leher gadis itu dan ditempelkannya bibirnya ke bibir gadis itu. diciumnya perlahan dengan lembut. Chunie memejamkan matanya. Menikmati setiap ciuman yuchun. Dia pun melingkarkan kedua tangannya ke bahu pria itu dan membalasnya dengan lembut pula. Perlahan tapi pasti, yuchun membimbing mereka berdua kearah kamar.


Chunie membalikan badannya agar terkelungkup di atas kasur sementara yuchun tengah tertidur lelap disisinya. Ditopangnya tubuhnya di atas kebua lengannya dan memandang wajah tidur yuchun dengan sayang. Tubuhnya yang masih berbalut selimut yang sama dengan yuchun terasa lelah sekali. Tapi mata dan pikirannya menolak untuk beristirahat setelah permainan 3 ronde mereka tadi. Dipandangnya wajah polos yuchun dan berbisik,
“aku juga mecintaimu oppa. Sangat sangat mencintaimu. Aku pun tak sanggup bertahan, tak sanggup hidup tanpa mu. Tapi aku terpaksa oppa. Ini demi kebaikanmu. Aku tak ingin merusak impianmu. Cita citamu.”  Chunie mengulurkan tangannya dan mengusap lembut pipi yuchun. Dirapikannya helai demi helai rambut yuchun yang jatuh menutupi matanya.
“maaf kalau aku harus melakukan hal ini..” bisiknya lagi dengan suara yang nyaris hilang. Air mata datang lagi di pelupuk matanya tapi kali ini chunie membiarkannya jatuh. Dia menangis dalam diam. Menahan setiap isakannya agar pria di sebelahnya tak terbangun. Setelah menangis cukup lama, chunie menghapus air matanya. Kembali dia menandangi pria itu yang tidurnya tidak terganggu sedikitpun. Chunie mengecup dahi pria itu dan turun ke hidungnya, pipinya kemudian bibirnya. Dia menurunkan wajahnya dan mencium pria itu smpai membuat beberapa tanda di bahu serta dada pria itu. selama ini dia selalu menahan keinginannya untuk membuat kissmark di tubuh pria itu agar rahasia bahwa mereka pacaran tetap rapi tersimpan oleh beberapa orang saja.
Chunie menghela nafas den terus menandangi pria itu entah untuk berapa lama hingga alaram ponselnya berbunyi. Diraihnya sebelum bunyinya membangunkan pria di sebelahnya.
“Sudah jam 5 pagi. Berarti hari ini aku tak tidur sama sekali. Tak apa, aku akan tidur di pesawat saja nanti.” Batin gadis itu “ Kemarin katanya yuchun  oppa berangkat jam 8. Biarlah dia tidur sebentar lagi”pikirnya kembali. Dengan mengendap endap chunie bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Masih ada satu janji lagi yang harus dilakukannya.



Chunie melirik jam tangannya kembali. Pukul 10. Satu jam lagi dia harus tiba di bandara. Waktunya sangat mepet sekali. Dia sekarang tengah bediri di depan pintu kantor salah satu stasiun tv ternama di korea selatan. Kopernya sudah tersimpan rapi di dalam bagasi taksi yang tadi ditumpanginya dan dimintanya untuk menunggunya. Di kanan kiri gadis itu tedapat buntalan kantong yang cukup besar. Dengan langkah pasti dia masuk ke dalam gedung tersebut dan mendatangi resepsionisnya
“anyonghaseyo.. ada yang bisa saya bantu?” sapa gadis resepsionis tersebut
“ah.. mbak, bisa minta panggilkan manager...” ucap chunie ketika tiba tiba saja seseorang meneriakan namanya
“chunie-sshi” chunie menoleh dan melihat orang yang ingin ditemuinya memanggilnya. Dia kembali menoleh ke arah si resepsionis dan berterimakasih padanya karena orang yang dicarinya sudah ketemu. Gadis itu terenyum mendengarnya dan kembali melanjutkan pekerjaanya. Sementara chunie dengan terpongoh pongoh mendatangi orang yang ternyata manager dari dbsk tersebut
Chunie tersenyum sumringah dan menundukan kepalanya sekilas ,“anyonghaseyo ajusshi.. lama tak jumpa.” Ujarnya
“ya.. chunie-sshi. Apa kabarmu?”
“baik ajusshi. Ajusshi sendiri bagaimana?”
“hahaha baik baik. Apa kau ke sini untuk bertemu yuchun?” ucapnya sambil merendahkan suaranya
“aniyo ajusshi. Aku hanya ingin mengantarkan ini saja.” Ujar gadis itu sambil menyerahkan bungkusan yang sedari tadi dibawanya
“apa ini?” tanya ajusshi tersebut sambil mengintip isinya
“makan siang oppa bersama teman temannya. Kau juga makanlah ajusshi. Aku memasak sangat banyak. Kemarin aku berjanji pada changmin-sshi membuatkannya makanan”
“ya.. merepotkan mu. Terimakasih ya.” Ucap ajusshi tersebut dengan mata berbinar
“hahaaha.. tidak merepotkan kok. O ya ajusshi, jangan biarkan mereka melihatnya dulu. Nanti mereka memakannya, padahal belum waktunya makan siang.” Pesan chunie
“ah.. araseo. Akan kusembunyikan dulu” ucap ajusshi sambil mengedipkan matanya
“dan ajusshi, bisa minta tolong lagi?”
“apa?”
“tolong sampaikan kedua surat ini. Yang satu untuk jaejung oppa yang satu untuk yuchun oppa.”
“untuk jaejung? Apa kau ada affair denganya?” ujarnya seraya bercanda
“tentu saja tidak ajusshi.. ajushii ada ada saja. Isinya resep sepageti yang dia minta” ajusshi tersebut ber o ria tanda mengerti. “dan ajusshi” lanjut chunie lagi.. “serahkan kedua surat itu sesudah mereka menghabiskan bekal itu ya?” inta nya lagi
“sesudah bekal habis?”
“sesudah bekal habis.”
“araseo..”
“kamsahamnida ajusshi.. aku pergi dulu. Kasihan taksinya sudah menungguku lama.” Ucap chunie sambil tersenyum
“ya.. baiklah. Kamsahamnida.”
Chunie pum bergegas melangkahkan kakinya keluar dari kantor tersebut. Diliriknya jam tangannya. “Tinggal 45 menit lagi. Apakah sempat?” batin gadis itu dan bergegas menuju taksi yang ditumpanginya..


“huh, akhirnya jam makan siang juga. Ajusshi menyiapkan apa ya? Aku lapar sekali” ujar changmin sambil menghempaskan pantatnya di atas sofa.
“ya.. min. Kau ini. “ junsu berujar sambil turut menghempaskan tubuhnya di samping cowok itu.
“apa hyung? Kau mau bilang kau tak lapar? Kalau gitu, boleh jatahmu untukku?” tanya changmin dengan mata berbinar
“ya... sapa yang bilang aku tak lapar?” ujar junsu membantahnya. Changmin berdecak kecewa karenanya. Sementara itu di sisi lain ruang ganti itu jaejung dan tengah bercakap cakap dengan yuchun dan yunho
“chun, sebenarnya seberapa banyak chunie memberimu makanan. Hanya dalam waktu tiga hari kau sudah berubah. Ya gak yunho hyung?” Tanya jaejung sambil melirik perut yuchun yang agak membulat itu sementara yunho mengangguk penuh semangat.
“sinca? Chunie pasti akan senang mendengarnya.” Gelak yuchun. “ya, kalian akan gemuk juga kalau tau seberapa banyak gadis itu memasakanku. Herannya lagi, aku selalu dapat menghabiskannya. Aku jadi tak percaya”
“kau memang jadi lebih gemuk chun. Mungkin beratmu bertambah sekitar 3 kilo” prediksi yunho
“aniyo, kau salah hyung. Beratku naik 5 kilo. Aku sudah mengeceknya tadi”
“hah.. 5 kilo dalam waktu 3 hari?” ucap jaejung tidak percaya sehingga yuchun hanya kembali tergelak. Saat itu manager mereka datang sambil membawa makan siang. Langsung saja kelima pria itu mengerubunginya
“woahhh banyak sekali...apa makan siang kita ajusshi?”tanya changmin sambil membongkar salah satu bungkusan.
“molla.. tadi chunie yang mengantarkannya.”
“mo? Chunie tadi kesini ajusshi?” tanya yuchun
“iya. sekitar jam 10 tadi.”
“kenapa tidak menemuiku?” tanyanya heran
“sepertinya dia terburu buru. Pesannya kita ber6 harus menghabiskan makanan ini.”
“woaahh noona baik sekali. Hyung, banyak sekali yang telah disiapkannya” ujar changmin bersemangat. Yunho pun segera menghampiri mereka dan ikut membuka semua bungkusan
“woah, ada sepageti, ayam goreng, pecel, ..” ucap yunho sambil melihat kantong yang di bukanya
“yang di sini ada katsu, ebifurai, onigiri..” sahut junsu saat membuka bungkusannya
“ya.. lengkap sekali yang disiapkannya” sahut jaejung saat melihat isi bungkusannya adalah buah buahan pencuci mulut
“ayo hyung.. kita embat langsung” seru changmin dan mencomot beberapa makanan di situ dengan bembira dan diikuti semuanya.
“ya.. yuchun. Tak heran kau menggemuk dalam waktu sebentar” gumam yunho dengan mulut penuh yang dibarengi anggukan setuju dari ke4 orang lainnya. Sementara yuchun menunduk memandang perutnya,
“ya.. apa aku segemuk itu? apa perlu aku diet?”
“hahaha.. tak perlu tak perlu.. paling sebentar lagi kau kurusan lagi. Ingat, minggu depan kita sudah mulai tour kita kan?” gumam jaejung setelah menelan makanannya. Yuchun pun mengangguk setuju dan meneruskan acara makannya cepat cepat karena jika tidak, semua makanan pasti telah dihabiskan changmin yang sudah mulai memakan ronde kedua isi piringnya.
Dalam waktu setengah jam, kotak makan yang disediakan telah ludes semua. Sementara ke6 orang itu duduk terkapar karena kekenyangan di kursi yang mengelilingi meja.
“ya.. enak sekali. Aku benar benar puas..” ucap changmin
“aduh.. perutku sakit kekenyangan” keluh jaejung
“oh ia. Aku hampir lupa” ucap ajusshi membuat smua orang menoleh kearahnya. Pria setengah baya itu merongoh kantongnya dan mengeluarkan 2 buah lipatan surat yang tadi di titipkan padanya. Ini dari chunie” ujarnya sambil menyerahkan kedua surat itu.
“kenapa chunie memberiku surat?” tanya jaejung heran. Sementara yuchun otomatis menggelembungkan pipinya.
“ya.. jangan marah dulu yuchun. Isinya resep masakan.” Sahut ajusshi tersebut
“resep masakan?” tanya junsu heran
“iya. Katanya resep spageti yang kau minta itu jaejung”
“dia memberikannya? Asikk” seru jaejung girang dan segera membuka lipatan kertas itu.
Sementara itu yuchun juga ikut membuka lipatan suratnya. Dia mengerut membacanya. Bukan karena isinya tapi karena banyak bercak bercak air mata yang telah mengering di kertas itu. isi suratnya pun hanya sebuah kalimat
Sarangeyo oppa.. jongmal sarangeyo.. yowonhi..
Hati yuchun langsung resah ketika membacanya. Segera diraihnya ponselnya dan ditekannya nomor ponsel gadis itu. tapi suara operator yang mengabarkan bahwa ponsel tersebut tak aktif lah yang menjawabnya. Buru buru ditelponnya apartemen gadis itu, tapi hingga nada tunggu habispun tak juga diangkat. Dia kembali menelpon apartemen miliknya sapa tahu gadis itu kembali ke sana, tapi lagi lagi dia harus kecewa karena tak ada jawaban. Wajahnya langsung cemas sekali.
“ada apa yuchun?” tanya junsu yang menyadari kekeruhan wajah yuchun.
“molla.. aku tak tahu.” Ujarnya cemas. Junsu merebut surat yang dari tadi dipegang yuchun dan membacanya dan menyadari juga ada yang tak beres. sUrat tersebut langsung beredar ke semua orang di ruangan itu.
“coba kau hubungi ponselnya hyung” saut junsu
“tak di jawab”
“coba kau hubungi lagi.” Celetuk yunho
“hubungi apartemennya” usul changmin
“tak dijawab juga”
“hubungi apartemenmu” usul jaejung, yuchun pun menggelengkan kepalanya tanda tidak ada jawaban juga. Mereka pun terdiam berpikir dengan cemas tapi apa mau di kata... mereka harus menyingkirkan masalah itu dari pikiran mereka karena panggilan kerja sudah datang kembali



Chunie pov
Tak terasa 3 minggu lamanya sudah aku pergi menginggalkan korea, meninggalkan separuh jiwaku di sana. Airmataku sudah terkuras habis karena itu. entah apa appa dan omma menyadrinya atau tidak. Tapi aku bisa melihat seberit rasa khawatir di mata keduanya. Aku menghabiskan sepanjang siang dari waktuku untuk bekerja di perusahaan appa sedangkan di malam hari aku terjaga, tak tau apa yng kulakukan.  Seperti malam ini, aku duduk di pagar beranda yang ada di kamarku mengingat semua kenanganku dengan yuchun. Mengingat masa pacaran satu tahun kami. aku memandang sayu kearah sebuah ponsel yang tak pernah jauh dariku. Ya.. posel itu adalah ponsel yang kugunakan tatkala aku di korea.  Ponsel tersebut tak pernah kuhidupkan lagi. Tak sekalipun. tapi toh, ponsel itu tak pernah berada jauh dariku. Aku takut, kalau aku menerima telponnya sekarang maka aku tak akan sanggup bertahan dari keadaan ini. Aku pikir inilah jalan terbaik untuk semua, untuk yuchun paling tidak dan aku rela menahan penderitaan ini kalau semuanya demi yuchun. kuraba kalung hadiah terakhir dari yuchun. Kalung itu diberikan yuchun tepat saat kami merayakan usia 1 tahun pacaran kami yang pertama satu bulan lalu. Sebuah kalung emas putih berbandul kupu kupu dengan 3 buah berlian kecil menghiasi kedua sayap kupu kupu itu. cantik sekali. Dan dia tak pernah melepasnya dari lehernya semenjak yuchun memasangkan kalung itu. tak peduli bagaimana warna putih dari kalung itu mencolok di warna kulitku yang kecoklatan. Aku  tetap berdiam diri di tempatku duduk walaupun malam telah berganti hari. Aku sulit memejamkan mata. Jadi aku selalu menghabiskan waktuku termenung di beranda kamar ini. Mengingat bayangan yuchun di setiap centi pikiranku, merasakan kelembutan bibirnya ketika menyentuh bibirku. Dan merasakan keperkasaan yuchun ketika mencumbuku.
Tiba tiba kurasakan mual yang amat sangat berbarengan dengan rasa sakit yang menyerang perutku. Aku bangkit dengan terburu buru menuju kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutku di sana. Kepalaku pening sekali. Apa ini akibat dari bergadang terus menerus dan menikmati angin malam 3 minggu lamanya tanpa pernah absen? Tak diragukan lagi. Aku pasti sedang sakit karena angin malam. Kuputuskan untuk menyudahi lamunanku dan mencoba untuk tidur setelah mengoleskan minyak kayu putih ketubuhku.
End of chunie pov

Autor pov
chunie membuka matanya dengan berat ketika dirasaknnya sebuah tangan yang dingin menempel di dahinya.
“mama? Jam berapa ini? Apa ku udh telat?” ujar gadis itu lemah dan mencoba untuk bngkit walaupun keplnya terasa pening dan mual langsung menyerangnya. Dia menutup mulutnya untuk menahan mualnya
“kau tidur saja chunie. Papa mu sudah berangkat dari tadi. Kenapa kau tak bilang kalau kau sakit sayang? Badanmu panas sekali. Tidurmu juga gelisah.” Ujar mamanya sambil memandang cemas anak semata wayangnya itu.
“aku tak apa ma. Mungkin hanya masuk angin biasa. Minum obat juga sembuh.”
“tapi panasmu sudah tak wajar. Mama sudah memanggil heru untuk datang. Kau ingat kan sepupumu yang jadi dokter itu?”
“tentu aku ingat. Tapi mama.. tak perlu memanggil seorang dokter. Sampai merepotkan mas heru segala” elak gadis itu tapi mamanya tak mau mendengarkan.
“sudah kau tidur saja. Nanti kalau dokternya sudah datang, mama bangnunkan.” Kaa mamanya kemudian beliau beranjak pergi dari kamar gadis itu. membiarkannya beristirahat. Chunie menghela nafas sambil memejamkan matanya. Mualnya belum juga hilang. Perlahan dia bangkit dan menuju kamar mandi untuk menguras isi perutnya yang padahal belum berisi apa apa.
Mual terus mendera gadis itu walaupun dia telah mencoba memuntahkannya tapi tetap tak juga meredakan mualnya itu. chunie jadi hanya bisa tidur diam di atas kasur sambil menahan rasa mualnya. Tak lama appa nya melongokan kepalanya di balik pintu kamar chunie
“kau tak apa sayang?” tanya pria tua itu. chunie hanya menggelengkan kepala menjawabnya
“tak apa papa. Hanya mual. Papa tak ke kantor?”
“biar saja. Papa mau bolos hari ini.” Ujarnya cuek seraya masuk ke kamar chunie dan duduk di pinggir ranjangnya. Di ulurkannya tangannya ke arah dahi gadis itu.
“kau masih hangat sayang. Kenapa heru belum juga datang ya?” ujar pria itu cemas. Tepat saat itu pintu kamar chunie kembali terbuka dan mamanya masuk diikuti seorang pria muda yang tampan. Pria itu tersenyum melihat chunie. Dia menjabat tangan papa chunie dan berkata
“apa kabar om?”
“baik baik. Sepupumu ini yang tidak baik keadaanya” sahut papa chunie sambil menganggukan kepalanya ke arah chunie sementara heru manggut mangut menyetujuinya.
“kalau begitu bisa tinggalkan kami berdua dulu om? Tante?” ujarnya sambi tersenyum ramah. Kedua orang tua chunie kemudian keluar dari kamar chunie dengan cemas
Heru menarik sebuah kursi dan duduk di dekat kasur. Dia mengeluarkan stetoskopnya dan mulai memeriksa chunie
“apa kabarmu nie?” tanya heru
“yah.. beginilah. Aku merasa mual sekali dan perutku juga sakit. Kau sendiri bagaimana?”
“yah beginilah. Sibuk sibuk. Hahaha” ujarnya lagi. Kemudian mereka berdua tidak berbicara sama sekali, heru terlau fokus dengan pekerjaannya. Digapainnya pergelangan tangan chunie untuk meghitung denyut nadinya. Dahinya terus mengerut dengan heran ketika akhirnya dia membuka mulutnya,
“chunie.. kapan seharusnya kau menstruasi?” chunie menyatkan kedua alisnya dan berpikir kapan terahir kali dia mendapat tamu bulanan itu
“chunie, apa kau telat?” tanyanya lagi penuh selidik tiba tiba sebuah gagasan melintas di pikiran chunie dan gadis itu memekik kaget seraya mengelus perutnya
“her, apakah aku..” ujarnya terbata bata. “apa.. apa aku hamil?” bisiknya seraya menahan nafasnya. Heru hanya diam. Diaraihnya tas kerjanya dan mengambil sesuatu di dalamnya.
“ini, coba pakai ini.” Heru mengulurkan sebuah kotak ke chunie
“apa ini testpack?” tanya chunie yang dijawab anggukan setuju heru. Dengan bergegas gadis itu pergi ke kamar mandi untuk mencobanya. Cukup lama dia berada di kamar mandi ketika akhirnya dia keluar dan menyerahkan testpack itu ke heru. Di testpack itu ada 2 buah garis yang menandakan bahwa dugaan heru benar adanya. Dia memandang khawatir ke arah chunie.
“chunie kau mendapat masalah besar” bisiknya seraya memandang ke arah pintu keluar kamar chunie. Dengan susah payah chunie menelan ludahnya. Kegembiraan yang tadi datang tiba tiba menguap ke luar.
“her, tolong aku..” bisiknya
“tak bisa chunie. Keadaanmu tak memungkinkan untuk menyembunyikan khamilanmu. Kau terlalu lemah.” Bisiknya.
“oh.. kalau begitu, paling tidak temani aku mengatakannya.” Heru mengangguk setuju. Dia berjalan ke luar kamar chunie untuk membiarkan rang tua chunie mauk.
“bagaiman keadaan chunie hen?” tanya mama chunie..heru memandang chunie sekilas dan berujar
“keadaan chunie.. baik tante”
“lalu sebenarnya dia sakit apa?” kali ini papa nya yang menanyakan hal tersebut. Chunie menghela nafas dan dengan pelan membuka mulutnya
“pa.. ma.. chunie hamil”
Kedua orang tua chunie menoleh kaget mendengar kata kata itu dari chunie.
PLAAAKKK.... tak pelak suara itu menambah kaget semua orang. papa chunie bereaksi cepat, dia mendatangi chunie dan melayangkan tamparannya ke arah gadis itu. chunie hanya bisa diam menerima tamparan itu.
“papa.. “ ucap mamanya “sudah pa.. ingat chunie lagi sakit.” Papa chunie meredam amarahnya dalam diam. Dia megepalkan kepalan tangannya.
“siapa ayahnya. Bilang chunie.. siapa ayahnya?” teriak orang tua itu. chunie hanya menggeleng menolak untuk menjawab
“sudah om.. jangan membuatnya tertekan” ucap heru. Tiba tiba cairan bewarna merah turun di sela sela selangkangan chunie
“pa..darah pa..” ucap mama chunie panik.
“mah.. darah...” ucapnya sebelum dia akhirnya kehilangan kehilangan kesadaran



Di rumah sakit pertamina
Heru keluar dari ruang ugd dengan wajah yang lega. Di hampiri om dan tantenya yang menunggu dengan wajah cemas.
“gimana keadaanya?” tanya mama chunie cemas
“untuk sekarang, mereka berdua dalam keadaan stabil.” Ujar heru. Orang tua chune langsung menarik nafas lega. “tapi..” lanjut pria itu
“tapi apa her?” tanya papa chunie kembali cemas
Heru menarik nafas panjang sebelum berbicara, “kandungan chunie rentan. Itulah yang sedari tadi saya khawatirkan. Kemungkinan akan keguguran bila terjadi lagi pendarahan, sangat besar. Kalu saat itu tiba, kemungkinan besar harus ada salah satu yang dikorbankan.” Ujarnya pelan. Mama chunie langsung tersikap dan menutup mulutnya sedang papa chunie langsung berpegangan pada kursi di sebelahnya.
“karena itu om, tante. Tolong, jangan membuatnya merasa tak nyaman. Apalagi.. chunie sepertinya tak mau bilang siapa ayah bayi itu. tolong jangan memaksanya”
“oh.. kasihan chunie. Kasihan anakku” Isak wanita itu sedang papanya hanya mengangguk dengan muka pucat. Heru melihat pemandangan itu dengan perasaan sedih pula. Karena toh, chunie tetap orang yang memiliki hubungan darah dengannya.
“om, tante. Saya pergi dulu.” Pamit pria itu dan berbalik pergi



Chunie membuka matanya. Yang pertama kali diingatnya adalah bayinya. Dirabanya perutnya dengan sikap protektif dan memandang berkeliling dengan panik.
“bagaimana bayiku?” ujarnya panik ke arah mama dan papanya yang kebetulan berada di ruangan itu..
“bagamana keadaanya?” jeritnya dengan suara yang mau menangis. Mamanya langsung memeluk gadis itu dan menenangkannya. “tenang sayang.. dia tak apa apa.. “ bisik wanita itu. chunie langsung menghela nafas lega dan menghempaskan badannya kembali ke atas kasur. Chunie menoleh ke arah papanya dan berkata
“papa.. maafkan chunie pa..” bisik gadis itu. pria tua itu menganggukan kepalanya dengan tampang terharu. Papanya mendekati gadis itu dan mengelus lengan chunie sayang. Melihat chunie yang bersimbah darah tadi sangat membuatnya terpukul. Membayangkan dirinya kehilangan anak semata wayang nya membuatnya takut... pria tua itu sudah tak peduli lagi siapa ayah bayi yang dikandung chunie. Baginya cukup anaknya itu hidup. Dan cucunya juga tetap hidup.
“papa maafkan sayang. Papa tidak akan bertanya siapa ayah bayi itu lagi. Kau yang tenang ya..” bisik papa chunie dengan suara yang tercekat. “jangan sampai kejadian tadi terulang.. papa.. papa takut kehilangan kamu chunie..” mamanya mengangguk menyetujui ucapan suaminya itu sementara chunie menahan air matanya karena terharu..
“maaf papa... mama” bisiknya sekali lagi dan mereka bertiga pun berangkulan penuh sayang.



8 bulan setelahnya, di sebuah restoran di seul, korea selatan
 “selamat untuk kalian.. dengan ini rangkaian konser ini berakhir” ujap menager dbsk tersebut  sambil mengacungkan gelasnya yang berisi bir ke udara dan diikuti oleh suara gelas beradu.
“berkat kalian semua konser ini berjalan sukses. Kamsahamnida” ucap yunho sambil membungkukan badannya yang kemudian diikuti ke empat temannya yang lain. Seluruh orang termasuk dancer, L.O dan staff yang lain bertepuk tangan untuk mereka. Mereka kagum, bahwa biarpun boyband ini telah menjadi boyband yang sangat di gandrungi, mereka masih mau menundukan kepalanya serta menghormati rekan kerja mereka.
“baiklah..” ucap menager tersebut “makan lah yang banyak” lanjutnya dengan suara yang lantang dan disambut dengan tepuk tangan yang lainnya. Terdengar suara sumpit serta sendok yang beradu di seluruh sudut ruangan tersebut  serta dengungan orang yang mengobrol satu sama lain. Tapi ada seseorang yang terlihat lesu di pojokan, memandang makanan di depannya dengan hampa seolah dia telah kehilangan jiwanya. Dialah yuchun.
Begitulah keadaan pria itu sekarang. Selain waktu bernyanyi dan melaksanakan pekerjaannya, pria tersebut  tak pernah bereaksi. Hanya diam merenung di tempatnya dan terkadang diam diam menitikan air matanya. Ditanya pun dia hanya menjawab seperlunya. Teman temannya jadi prihatin melihatnya seperti sekarang, satu persatu teman temannya mulai mengambil tempat duduk di skeliling pria itu dengan piring masing masing.
“hyung.. kau tak bisa seperti ini terus.” Junsu berkata membuka percakapan mereka kali itu. yuchun mengangkat kepalanya ke arah junsu dan tersenyum lemah menanggapinya
“ia hyung. Sebelum ini kan setiap kali kau putus dengan wanitamu, kau selalu tenang tenang saja.” Changmin ikut menimpali
“aku.. mencintainya min..” Bisik yuchun pelan kemudian menelungkupkan kepalanya di kedua tangannya yang ada di atas meja. Tak seberapa lama bahunya bergetar. Semuanya memandang sedih sahabat mereka yang satu ini. Mereka ikut bersimpati karenanya. Mereka pun tak habis pikir, apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang membuat chunie meninggalkan yuchun.
Jaejung yang duduk di sebelah yuchun menggosok bahu pria itu untuk menenangkannya. Cukup lama pria itu melakukannya sebelum yuchun akhirnya mengangkat kepalanya. Dengan kasar di gosoknya ke dua pipinya menghilangkan bekas air matanya kemudian menghela nafas panjang. Yuchun merogoh kantong celanaya menggapai dompetnya. Dikeluarkannya surat terakhir chunie yang selau diletakan di dompetnya. Di belakang sebuah foto dirinya dan chunie tersebut. Tanpa sengaja, yuchun juga ikut mengeluarkan foto tersebut. Foto yang menjadi bukti kisah mereka. Keduanya tersenyum dengan gembira saat itu. yuchun kemudian membuka kembali surat tersebut. Entah sudah keberapa kalinya dia membaca surat tersebut sampai kertasnya jadi sangat lusuh dan terlihat seperti mau robek.
“aku hanya ingin tahu.. kenapa dia meninggalkanku padahal dia mencintaiku..”
“pasti dia mempunyai alasan yang sangat kuat, chunie itu. Aku yakin.” Ucap yunho bersungguh sungguh sedangkan junsu dalam diam mendengarkan percakapan tersebut. Tangannya menggapai foto chunie-yuchun yang tergeletak di atas meja dan melihatnya lebih seksama
“dia tak sekalipun pernah bisa di hubungi chun?” tanya jaejung. Yuchun menggelengkan kepalanya. Sudah berkali2 bahkan beribu2 kali dia mencobanya di setiap waktu. Tapi tak sekalipun ponsel gadis tersebut akif.
“kira kira pergi kemana dia?” gumam yunho.
Tiba tiba changmin menyeletuk, “apa itu hyung?” semua orang langsung menoleh kearahya dengan tatapan bertanya. “itu..” ujarnya sambil menujuk poto yang di pegang junsu. Junsu pun memandang heran.” Coba kemarikan foto itu. hyung” pinta changmin. Masih dengan heran junsu menyerahkan poto tersebut yang yang langsung disambar oleh changmin. Pria itu membaliknya. Ada sebuah tulisan di sana. Ternyata sebuah alamat di indonesia dan sebuah rangkaian nomor. Mereka saling berpadangan. Masing masing memiliki pemikiran yang sama.
“apa ini...” ucap yunho
“mungkin memang chunie..” sahut junsu
“aku yakin...” kata jaejung dengan pandangan mantap
“coba kau telpon saja nomor ini hyung” ucap changmin sambil menyerahkan foto itu kembali kepada yuchun
“kenapa aku tak pernah melihatnya” bisiknya heran dengan perasaan yang meluap luap. “mana ponselku? Ada di mana?” sahutnya kembali merogoh rogoh kantongnya.
“sial.. pasti ketinggalan di mobil tadi. Biar kuambil dulu..” ujar yuchun buru buru tapi di cegah yunho yang langsung menyerahkan ponselnya
“pakai saja ini.”
“terimakasih hyung.” Ucap yuchun dan langsung merangkul hyungnya itu. kemudian dia memeluk changmin, “kau juga min.” Ucapnya yang ditambahi ciuman di pipi pria itu.
“hyung..” jerit changmin yang langsung disambut derai tawa yang heboh dari semuanya. Sehingga membuat semua orang menoleh kearah mereka. Itulah saat pertama kalinya yuchun kembali tertawa dengan ekspresi yang hidup selama 8 bulan terakhir.
Yuchun segera memencet  tombol tombol di ponsel tersebut yang sesuai dengan angka yang tertera. Terdengar nada sambung sehingga yuchun menempelkan telunjuknya ke bibirnya meminta teman temannya untuk diam. Tanpa di suruhpun keempat orang tersebut tidak berbicara sama sekali, hening dan menunggu dengan berdebar debar.
“yabuseyo?” ucap yuchun begitu seseorang mengangkat telpon
“halo” ucap deorang wanita di seberang dengan logat jawa yang medok
“ah.. heloo.. can i speak with chunie?” yuchun berbicara dengan cepat. Dada nya berdebar debar.
“waduh.. den, bule’ ga bisa bahasa inggris eh.. piye iki? Sek to’ den. Tak panggilin orang dulu. Jangan di tutup ya..” ujar wanita itu buru buru meletakan telponnya
Sementara di seberang telepon..
“giman chun.?”
“Tidak tahu.. telponnya di letakan. Sepertinya wanita itu tidak mengerti. Sebentar.. ada yang mengangkat telponnya lagi.”
“halo?” ucap seorang pria dengan logat yang tak jauh berbeda dengan wanita tadi
”halo. Can i speak with chunie sir?”
“ alon alon toh mas.. slow.” Ucap pria itu. yuchun jadi mengucapkan petanyaannya pelan pelan
“oohh.. nyari mbak chunie toh.. ga iso den. You not can..” jawab nya lagi
“not can?” yuchun menjawab dengan bingung. “walah, katanya bisa bahasa inggris. Membuatku bingung saja. Kalau gini gak beda beda jauh dengan junsu nih bahasa inggrisnya. Untung masi bisa di mengerti” batin yuchun
“why i can’t?”
“eee. Not can.. bukan can den..”
“ whay i can not?” ucapnya lagi dengan perlahan sambil mengurut dada.
“mbak chunie di rumah sakit.. hospital”
“what?! Hospital? What happen?” ucapnya panik.
“anu den.. pendarahan.. too many blood.. jadinya dia mau melahirkan.. anu apa ya... baby. Mbak chunie have baby”
“ blood? baby? A baby?” ucapnya tambah heran
“ia dan.. mbak...” tiba tiba telpon tersebut mati karena kehabisan pulsa.. sementara yuchun mengerutkan dahinya, keempat sahabatnya melihatnya dengan pandangan bertanya tanya.
“bagaimana hyung?” tanya junsu.
“molla.. aku tak tau. Tak mengerti. Yang jelas sepertinya chunie ada di rumah sakit. Pria itu berbicara soal darah dan bayi..bagaimana ini. Apa yang harus kulakukan?” ucapnya dengan nada khawatir. Yunho meletakan tangan di bahu yuchun dan berkata, “pergi yuchun. Temui dia..” ketiga temannya yang lain mengangguk setuju
“pergi hyung. “ seru junsu dan changmin mengangguk bersemangat
“kejar dia.. bawa pulang lagi” ucap jaejung
“pergilah. Sekarang..” yuno berkata sambil melemparkan sebuah kunci mobil ke arah yuchun. Pria itu menagkapnya dan berlari keluar.
“jangan lupa hubungi kami chun.” Teriak jaejung. Yuchun mengepalkan tangannya ke atas tanda mengerti.


“ bagaimana dokter?” tanya mama chunie dengan cemas. Dia dan suami nya menunggu dengan cemas di depan ruang bersalin. Mama chunie kaget ketika menemukan chunie tengah bersimbah darah di bawah tangga. Saat itu chunie memandangnya dengan wajah yang pucat pasi. Sambil berkata lemah meminta tolong. Secepat mungkin di bawanya chunie ke rumah sakit terdekat. Dan dihubunginya suaminya. Padahal selama 8 bulan usia kehamilan putrinya, dia selalu menjaganya dengan hati hati, tapi kenapa tiba tiba... dirinya takut sekali mengingat ancaman bahaya yang di hadapi chunie ketika pendarahan lagi seperti yang diucapkan heru dulu. Setelah 8 bulan ini akhirnya dia dan suaminya jadi sayang terhadap calon cucu mereka tersebut . melihat dan merasakan betapa sayangnya chunie kepada calon bayinya.
Sebenarnya mama chunie telah menduga duga, dan cukup yakin akan terkaannya siapa ayah bayi itu. melihat chunie selalu memandang foto seseorang yang sama, yang selalu diletakannya di dompet gadis itu. dia selalu memandangnya seraya berbicara dengan bayinya dan mengelus pelahan perutnya yang perlahan lahan mulai membesar. sekali tak sengaja, dirinya melihat poto itu, poto chunie dengan seorang pria yang memeluknya dari belakang dan dia mengingat nya. Mengingat wajah pria itu. dia tetap diam dan menghargai keputusan chunie untuk tidak mencari tahu siapa pria itu karena chunie telah memutuskan untuk menyembunyikannya. Dia yakin pasti ada sebuah alasan yang kuat.
“kami berhasil menyelamatkan keduanya. Tapi bayi nya harus lahir lebih cepat bu. Bayinya laki laki. Dan keadaan chunie sedang tidak stabil. Sebaiknya dia tetap berada di ruang icu.” Ujar dokter yang menangani chunie. wanita itu dengan tegar mengangguk sementara papa chunie masih terduduk dengan lemas. “ kenapa jadi begini ma???” bisiknya pelan. Mama chunie mendatanginya dan memeluk pria itu. “ kita harus tegar pa”



Yuchun tiba di indonesia tanpa membawa barang apapun. Hanya dirinya, ponsel serta dompetnya yang tersimpan rapi di tas yang melintang di pinggangnya. Pasportnya yang selalu di simpannya di dalam dompetnya itu. Baju yang dipakainya untung saja cocok dengan cuaca indonesia yang tropis, celana jeans dan kaos oblong. Begitu menjejakan kakinya dibandara sukarno-hatta setengah berlari dia menuju pintu keluar dan sebelumnya mampir di money changer dan menukar semua uang di dompetnya dengan manta uang indonesia. begitu keluar, langsung di sambarnya taksi pertama yang terlihat olehnya.
“where do you want to go mister?” tanya supir taksi itu
“can you take me to this address?” tanya yuchun sambil menunjukan alamat yang ditujunya. Setelah meliahat dan menghafalnya, supir taksi itu langsung melajukan kendaraanya keluar dari bandar udara sukarno hatta. Yuchun menghemaskan tubuhnya ke sandaran kursi di belakangnya kemudian menutup mukanya dengan kedua tangannya. pikirannya kalut sekali. Supir taksi itu melirik kearah penumpangnya menggunakan kaca sepion.
“why do you look so sad mister?” tanyanya
“girl that i love, i hear she has been taken to the hospital.” Jawabnya
“what happen?”
“i don’t know..” jawabnya dengan suara tercekat
“that’s why you come to indonesia with no bag at all?” yuchun mengangguk menjawabnya.
“when i hear that’s news i just run and go to indonesia. i can’t thing straight anymore. It’s been so long time when i lost contac with her. And the first news i hear is she in the hospital.”
“ rileks mister. Belive that she will be ok.”
“i hope soo”
Kemudian mereka berdua menghabiskan sepanjang waktu perjalanan dengan berdiam diri. Supir taksi tersebut membiarkan yuchun larut dlam kesedihan dn kekawatirannya sementara dia membelokkan mobilnya ke kanan dan kekiri menuju alamat yang dituju.
Satu Setengah jam kemudian mereka sampai ke alamat rumah chunie. Rumah mewah bergaya korea yang mencolok berada di tengah tengah perumahan yang bergaya barat. Tak salah lagi, pemiliknya pasti ada hubungannya dengan korea. Setelah membayar taksi tersebut, yuchun bergegas menuju pintu rumah itu dan menekan bell nya. Seorang wanita paruh baya yang cantik yang membukakannya. Wajah wanita itu terlalu mirip dengan chunie sehingga yuchun langsung yakin bahwa dia tak salah alamat. Dengan tersenyum kikuk dia menyapa ibu tersebut
“excuse me. Is chunie at home?” tanya nya. Wanita itu tersenyum dan berkata menggunakan bahasa korea,
“sayangnya dia tak di rumah” jawab ibu itu. yuchun kembali gelisah mendengarnya
“apakah benar dia ada di rumah sakit ajuma?” tanyanya dengan nada cemas yang tak lagi bisa di sembunyikan. Wanita itu mengangguk dengan sedih.
“masuklah dulu. Kita berbicara di dalam.” Ujarnya mempersilahkan pria itu untuk masuk ke dalam.
“silahkan duduk. Mau minum apa?” tanyanya kembali
“apa saja ajuma.” Wanita itu meninggalkan yuchun dan berjalan dengan anggun ke dalam. Yuchun memperhatikannya dengan seksama. Bahkan cara berjalan chunie sangat mirip dengan ibunya. Yuchun memandang berkelling ruang tamu itu. ada beberapa poto yang terpajang di ruangan itu. poto chunie bersama ayah dan ibunya. Foto chunie saat dia memakai baju sd, smp, sma, serta sebuah gaun putih di depan kue ulang tahun dengan lilin berangka 17. Dan sebuah foto yang membuatnya tersikap kaget dan berdiri memandang foto itu dengan jelas. Foto chunir dengan perut yang membesar dan dia tampak sangat keibuan.
“itu poto yang diambil bulan lalu.” Tiba tiba sebuah suara terdengar dari balik punggungnya. Yuchun memutar badannya untuk menghadap asal suara itu. ibu chunie meletakan dua buah gelas berisi sirup di atas meja.
“apa..dia..?” tanya yuchun dengan tergagap
“iya. Dia tengah mengandung..” ucap wanita tersebut.” Dia mengandung anakmu” lanjutnya lagi.
“anak? Seorang anak?” tanyanya tak percaya
“iya. seorang anak. Duduk lah. Akan ajuma ceritakan” yuchun menuruti kata kata wanita itu. dengan limbung dia berjalan ke arah sofa.
“anak itu.. tak mau memberi tahu siapa ayah bayi yang di kandungnya. Tapi ajuma yakin kalau kau lah ayah bayi itu. ajuma sering melihatnya bercerita banyak tentang seseorang pria kepada bayinya sambil memegang sebuah foto dan sebuah ponsel yang tak pernah jauh darinya.”
“ajuma tak sengaja pernah melihat foto itu. foto itu adalah kamu. Tak salah lagi. Foto ketika kalian berpelukan dan tampak sangat gembira.” Lanjut wanita itu. yuchun mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan sebuah foto kepada wanita itu.
“apa foto yang sama dengan yang ini?” wanita tersebut mengangguk menjawabnya.
“begitu pulang dari korea, dia jadi sangat pendiam. Seolah dirinya berada di tempat lain. Tak ada lagi bedanya antara malam dan siang hari bagi chunie. Dia hampir selalu terjaga sepanjang waktu. Sampai suatu hari dia sakit. Saat itulah dia baru tahu, kami baru tahu kalau ternyata chunie hamil. Saat itu ayahnya marah dan memukul chunie. Suamiku mendesaknya untuk mengatakan siapa ayah bayinya. Tapi karena saat itu dia tengah sakit dan dalam keadaan lemah...chunie mengalami pendarahan” cerita mama chunie. Yuchun tersikap mendengar ceritanya tapi dia hanya diam mendengarkan lanjutan cerita tersebut
“untung saja, dokter berhasil menolong mereka. Chunie dan bayinya selamat. Tapi tak ada istilah ke dua kali. Kandunganya sangat lemah. Kami bisa saja kehilangan salah satunya, atau bahkan keduanya. Kau.. bisa kehilangan mereka.”ujar wanita itu dengan tajam di akhir kalimat.
“tapi tidak.. 8 bulan masa kehamilannya dia selalu menjaga dirinya juga anaknya. Tapi kemarin, ajuma menemukannya kembali dengan bersimbah darah. Dokster harus mengeluarkan bayinya lebih cepat dari seharusnya.” Akhir cerita wanita itu.
“anakmu, namja, adalah seorang laki laki” lanjut mama chunie.
“lalu bagaimana dengan chunie?” tanya yuchun
“dia.. masih harus di rawat di icu. Keadaanya tidak stabil”
“di mana alamat rumah sakitnya ajuma? Aku mau ke sana” wanita tersebut tersenyum.
“ sebelum kita ke sana, mau kah kamu menceritakan kisah mu?” yuchun mengangguk dengan tak sabar
“waktu itu.. chunie pergi meninggalkanku. Tanpa sepatah kata pun dari bibirnya yang menjelaskan alasannya. Hanya sebuah surat yang berisikan sebuah kalimat yang ditinggalkannya untuku.” Ucap yuchun yang kemudian mengeluarkan dan memperlihatkan surat yang telah kucel itu.
“selama berberbulan bulan lamanya aku terus mencoba mengontak chunie. Menghubungi setiap temannya yang kukenal. Mendatangi tempat tempat yang mungkin di datanginya, tapi aku tak pernah berhasil sampai akhirnya aku kehilangan harapan. Aku hanya hidup ketika aku melakukan pekerjaanku. Karena aku seorang entertainer yang tak boleh terlihat sedih. Aku memaksakan diriku tersenyum walau hatiku terasa ingin menangis meraung.”
“aku seperti mayat hidup. Seperti boneka. Begitu kata teman temanku. Berbagai cara mereka coba untuk membangkitkan semangatku. Sampai hari ini.. ketika kami menemukan pesan lain yang di tinggalkan chunie dengan rapi untukku. Pesan yang tak pernah kusadari jika foto ini tak keluar dari dompetku.” Ujarnya sambil mendorong foto tersebut mendekat ke arah mama chunie.
“di baliknya terdapat alamat serta nomor telpon.. lantas aku menelpon ke mari, tapi satu satu nya informasi yang kutangkap hanyalah bahwa chunie ada di rumah sakit. Saat aku tersadar sepenuhnya aku sudah berada di indonesia dan menuju ke alamat yang tertera di situ.begitula akhir cerita ku”
Mama chunie tersenyum memandangnya kemudian berdiri dan menampar wajah yuchun. Pria itu hanya terdiam kaget sambil memegang pipinya yang memerah. “itu karena telah membuat putriku menderita.” Ujar wanita itu kalem sedangkan yuchun terbengong bengong tapi menyadari kalau dia memang pantas mendapatkannya.
“ayo kita ke rumah sakit.” Lanjutnya sambil melenggang pergi. Buru buru yuchun mengikuti wanita itu.



“ siapa namja itu ma?” tanya papa chunie ketika mereka sampai di depan ruang icu. Papa chunie masih dengan pakaian kerjanya yang sudah dibuka kancingnya di sana sini memandang heran kearah yuchun. Yuchun menundukan kepalanya ke arah papa chunie dan berkat, “anyong hasemnika ajusshi. Yuchun imnida. Park yuchun.”
“dia.. ayah bayi chunie.” Ujar mama chunie lugas.
“jadi kamu yang menghamili chunie terus melepas tanggung jawab?” geram pria itu. dia menyambar kaos yuchun dan mencengramnya dengan kuat
“sudah pa.. jangan marah. Ini rumah sakit.” Sahut mama chunie masih dengan suara kalemnya “mama udah memukulnya tadi”
“kau memukulnya?” tanya papa chunie tidak percaya
“lihat saja pipinya” papa chunie langsung melirik pipi pria di hadapannya. Bekas tangan masih mengecap kulit pria muda itu. tersenyum papa chunie melepas cengkramannya dari yuchun.
“ biarkan dia masuk pa. Biarkan dia melihat chunie. Ayo..”  lanjut mama chunie
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam ruang icu yang sebelumnya mensterilkan diri dulu di ruang steril.
Yuchun menjadi orang yang terakhir memasuki ruangan itu. hatinya takut untuk melihat pemandangan seperti apa yang menantinya. Kedua orang tua chunie telah berada di salah satu sisi sebuah tempat tidur.  Tergolek tak berdaya chunie di ranjang tersebut sambil memejamkan matanya. Selang oksigen ada di hidungnya sedang tubuhnya penuh dengan kabel kabel dan tangannya terdapat jarum infus. Yuchun terasa mau pingsan melihat orang yang dicintainya dalam keadaan tak berdaya. Tertatih tatih dia mendekati ranjang tersebut dan menghempaskan tubuhnya di samping ranjang chunie. Di sisi lain dari tempat kedua orangtua chunie berdiri. Tangannya menggapai lengan chunie dan menggenggamnya. Yuchun terisak perlahan melihat keadaan chunie. Merasakan betapa kurus lengan gadis itu sekarang. Dia pikir dialah orang yang paling menderita di bumi ini selama beberapa bulan terakhir, tapi tidak. Penderitaan chunie berkali kali lipat lebih besar dari dirinya. Tuntutan rasa ingin tau akan alasan chunie semakin berpusar di kepalanya, tapi tak ada seorangpun yang tau alasannya kecuali gadis itu.
Yuchun mencium tangan chunie yang digenggamnya. Dia terus diam dengan menatap wajah chunie yang tengah tertidur dengan wajah pucat dan tirus.
“chunie~ah.. jagiya.. bangun sayang.. aku ada di sini..” bisiknya lembut. Tak henti hentinya bibirnya menciumi punggung dan telapak tangan chunie. Isakan pria itu makin lama makin sering terdengar. Tak heran tangan chunie yang digenggamnya menjadi basah. Tapi chunie tetap tertidur dengan pulas. Entah untuk berapa lama yuchun tetap bertahan menganggil manggil nama chunie tapi tak juga ada respon dari gadis itu. dia kembali terdiam dengan lesu. Kepala yuchun terasa kosong. Dokter dan suster terus datang dan pergi untuk mengecek keadaan chunie tapi hanya ada satu dokter yang bertahan cukup lama untuk mengobrol dengan orang tua chunie. Dari percakapannya, yuchun mengetahui kalau dokter itu adalah sepupu chunie.
Dokter itu berpamitan dengannya dengan cara menepuk bahu yuchun perlahan tanda turut simpati. Tak lama ayah chuni beranjak pergi dari ruangan itu. Sedangkan mama chunie mencolek bahu yuchun
“kami akan pulang. Ini sudah malam sekali. Apa kau sudah ada tempat tinggal sementara?” tanya wanita tersebut. Yuchun menggeleng dan berkata.
“aku akan tinggal di sini saja..” bisiknya pelan. Mama cbunie kemudian menepuk bahu yuchun pelan dan berlalu dari ruangan tersebut. Tinggal yuchun yang terus memandang hampa kearah chunie. Hingga tanpa disadarinya dia jatuh tertidur di dekat gadis itu.


Seminggu sudah berlalu tapi keadaan chunie tak berubah, bahkan tambah parah. Dokter menjudge apabila dalam waktu tiga hari lagi chunie tidak juga sadar, maka mereka harus mempersiapkan yang terburuk.
Sementara itu yuchun sudah bertemu dengan anaknya. Anak laki lakinya. Tak diragukan lagi kalau itu memang anaknya. Tak sedikitpun jejak chunie ada di bayi itu. warna kulit, bibir, hidung, mata, rambut. Semuanya persis dengan yuchun. Begitu memandangnya yuchun langsung jatuh hati kepada bayi itu. bayi yang terbentuk dari benihnya. Darah dagingnya. Buah cintanya dengan chunie.
Yuchun juga telah mengabari keempat sahabatnya serta orang tua dan adiknya yonhwan. Mengabarkan keadaan chunie dan bahwa sekarang dia telah menjadi seorang ayah. Yuchun langsung meminta persetujuan orang tuanya untuk menikahi chunie yang disambut denga ngembira oleh kedua orang tua yuchun dan chunie. Hanya tinggal menunggu chunie untuk sembuh saja.
Tapi chune tidak juga bangun...
Yuchun hampir sepanjang waktunya menghabiskan waktunya di rumah sakit. Semakin lama dirinya makin tak terurus. Jenggot dan kumis mulai tumbuh dengan tipis. Rambutnya tak pernah lagi disisir apalagi ditata. Hanya dibiarkannya kering dengan bantuan angin. Tak seorangpun akan sadar, bahkan jika dia adalah penggemar terbaik dongbangshinki kalau itu adalah miki yuchun. Apalagi tidak ada pemberitaan mengenai personil dbsk yang datang ke indonesia.
waktunya hanya dihabiskan untuk berada di sisi chunie dan menandang wajah gadis itu sambil menggenggam erat  sebuah cincin yang telah lama dibelinya tapi belum sempat diserahkannya. Sudah lama sebenarnya dia berniat melamar chunie, tapi selalu saja tak ada keberanian untuk menanyakannya, tapi sekarang. Setelah dia sempat menyangka bahwa dirinya kehilangan gadis itu, mengetahui bahwa ada sebuah nyawa yang dititipkan tuhan kepada mereka, yuchun jadi yakin bahwa ketakutannya adalah hal yang sia sia.



3 tahun berlalu begitu cepat. Yuchun turun dari sebuah mobil diikuti dengan seorang anak laki laki yang tampan. Begitu menjejakan tanah, anak itu berlari lari degan cepat dan riang gembira.
“appa, ayo cepat... “ teriaknya
“hati hati bi.. nanti kau jatuh.” Ucap yuchun
“ayo appa..bi sudah kangen dengan omma” jeritnya dengan senang. Yuchun memandang anaknya dengan sayang. Memang park bi, anaknya, memiliki fisik yang sama dengan dirinya. Tapi sifatnya benar benar mirip dengan chunie. Yuchun melangkahkan kakinya perlahan lahan. Melewati jalur jalur yang telah ditentukan. Di lihatnya bi telah berdiri dengan tenang di satu tempat. Tersenyum yuchun bergegas menyusul anaknya itu.
Yuchun berdiri di hadapan sebuah nisan dengan nama han chunie tertera di tengahnya. Hari ini tepat 3 tahun kepergian gadis itu. bi tengah asik memandangi nisan omma nya dan berceloteh ria. Yuchun tersenyum menandannya. Pikirannya melayang ke hari yang sama 3 tahun yang lalu. Tepat 1 hari sebelum batas waktu yang diberikan dokter

Flash back
Saat itu seperti hari hari sebelumnya yuchun tertidur di samping chunie. Tiba tiba tangan chunie bergerak, membuat yuchun menjadi terjaga. Tak lama kemudian chunie membuka kedua matanya dan melihat sosok yuchun yang memandangnya penuh harap dan perasan lega.
“oppa..” bisiknya nyaris tanpa suara
“jagiya..” ucap yuchun tercekat tak mampu menahan tangisannya.
“kenapa kau disini? Jangan menangis..” bisiknya lagi. Dengan susah payah diangkatnya tangannya dan mengsap air mata yuchun. Tiba tiba dia teringat akan bayinya. Dielusnya perutnya yang telah rata kemudian berujar dengan panik.. “mana bayiku? Mana dia oppa?” ujarnya sambil tercekat dan suara yang terutus putus..
“ada.. ada sayang . dia sehat. Seorang bayi laki laki” ucap yuchun. “apa kau mau melihat dia?” chunie mengangguk dengan lemah. Yuchun bergegas ke luar ruangan. Dengan gembira dia memanggil dokter dan segera menelpon ke 2 orang tua chunie. Kemudian dengan terburu buru dia berjalan ke ruang bayi untuk mengambil bayinya.
Dokter telah selesai memeriksa chunie ketika dia tiba kembali di ruangan itu. kedua orang tua chunie sudah berada di dalam. Dokter tersebut menggeleng dengan ekspresi sedih... dia berjalan keluar ruangn dan dalam perjalanannya menepuk pundak yuchun. “temani dia, waktunya sudah tak lama lagi”
Air mata uchun mulai menggenang kembali di pelupuk matanya tapi ditahannya kali ini. Dengan tersenyum lembut dia berjalan ke arah chunie sambil menggendong seorang bayi. Sementara itu mama chunie dengan terisak membantu chunie agar duduk bersandar. Kemudian kembali mundur ke pelukan suaminya yang memandang sedih anak mereka. Memandang saat saat terakhir dari han chunie.
“jagiya.. ini anak kita. Seorang bayi yang tampan” ucap yuchun sambil memperlihatkan bayi di gendongannya. Chunie memandang bayi tersebut. Tangannya diulurkan dan menyentuh pipi bayi itu dan mengelusnya.
“dia mirip sekali denganmu oppa” bisiknya lagi. Uchun hanya dapat mengangguk menganggapinya. “apa kalian telah memberikannya nama?”
“belum sayang, kami pikir kau sudah menyiapkan sebuah nama untuknya.” Sahut mamanya dari kejauhan
Chunie tersenyum mendengarnya, “aku memang telah menyiakan sebuah nama” ujarnya.. “bi-hujan... seperti saat kita bertemu oppa.aku selalu enang dungan ujan ang mempertemukan kita waktu itu” Bisiknya.
“baiklah kalau begitu kita beri nama dia park bi.”uajrnya sambil menyerahkan bayi tersebut ke tangan mama chunie. Sedang chunie mencoba untuk berbaring kembali. Dirinya tak kuat untuk duduk.
“park bi?” tanya chunie heran. Yuchun merogoh kantongnya dan menarik keluar sebuah  cincin. “chunie, menikahlah denganku..” ujar pria itu sambil menyematkan cincin itu di jari manis chunie.. chunie meneteskan airmatanya terharu. Dipandangnya pria yang kini sedang duduk berjongkok di samping ranjangnya. Sebelah tangannya tempat disematkan cincin tersebut masih digenggam uchun dengan erat. Chunie mengulurkan sebelah tangannya dan menempelkannya di pipi pria itu dan mengelusnya perlahan
“aku sangat suka kebiasaan mu yang ini jagiya..” ujar yuchun sambil memejamkan matanya. Menikmati belaian chunie. Memcoba menanamkannya dibenaknya karena ini adalah sata terakhir chunie berkesempatan melakukan hal itu..
“sarangheyo oppa.. jongmal sarangheyo... yowonhi” ujarnya dengan terputus putus.. mulai sulit baginya untuk mengucapkan sebuah kalimat tersebut
“na do saranghe chunie..” isak yuchun. dia sudah tak bisa menahan air matanya lagi. Di ciuminya tangan wanita itu
“mian oppa.. aku meninggalkanmu. Aku..uhuk.. uhuk.. aku...” ucap chunie dengan usah payah.
“hentikan cunie. Jangan dipaksa. Istirahatlah dan cepatlah sembuh. Lihat bi tumbuh dewasa setiap harinya..” ucap yuchun tak kalah pelan dari chunie. Gadis itu menggeleng pelan..
“andai aku punya waktu sebanyak itu” ucapnya tertatih tatih. “mian oppa, aku hanya tak ingin merusak impian dan karir mu sebagai penyanyi. Keinginan mu dari dulu” ucapnya lagi makin lama. Chunie menghela nafas panjang.
“oppa.. mama.. papa.. titip bi ya.. kasihan dia..” ucap chunie. Mamanya mengangguk di tengah isak tangisnya di pelukan papa chunie. Chunie kembali menggapai pipi yuchun. dan mengelusnya kembali
“saranghe oppa..” kemudian tangan chuni terjatuh lemas dari pipi yuchun. yuchun menggelengkan kepalanya. Dadanya terasa sesak sekali. Suaranya tercekat dan kepalanya terasa kosong. Dipeluknya tubuh chunie dan diciumi wajah gadis itu.. merasakan perlahan lahan tubuh chunie yang mendingin di pelukannya..
End of flash back
 “chunie.. lihatlah. Bi tumbuh jadi anak yang sehat. Aku salah, ternyata dia sangat mirip denganmu. Tidak ada miripnya dengan diriku” Batin pria itu. “dengarkanlah bagaimana dia mengoceh padamu hari ini. Dia sudah tak sabar ingin menceritakan semua yang diingatnya kepadamu.”
Yuchun memandang tangan kanannya. Sebuah cincin melingkar di jadi kelingkingnya. Cincin yang sama dengan yang pernah diberikannya untuk chunie. Sejak saat itu tak pernah terlintas sedikitpun mencari pengganti chunie. Walaupun tanpa ada pernikahan secara resmi, yuchun selalu menganggap bahwa dia telah menikah dengan chunie. Di hari ini 3 tahun lalu. Di hari yang sama saat chunie akhirnya meninggalkannya pergi selamanya. Padahal tak sedikit wanita datang dan pergi di kehidupannya dan tak jarang di antara mereka mau menerima yuchun yang tak mau jauh dengan bi. Menerima kalau mereka akan jadi nomor dua dihati yuchun. tapi tetap saja yuchun tak menggubris mereka. Baginya tetap hanya ada chunie. Selamannya...
“chunie.. na do sarangheyo.. yowonhi..” batin pria itu untuk terakhir kali sebelum dia bangkit dari duduknya
“ayo bi, kita pulang.” Ujar yuchun sambil mengulurkan tangannya kearah bi. Bi menyambar tangan appanya dan menggenggamnya dengan erat.
“anyong omma, bi pulang dulu. Nanti bi main lagi” ucap bi kemudian dia ikut berjalan pergi dengan appanya..


Yuchun,Chunie, Bi